Kamis, 19 Juni 2014
Kepribadian menurut Cattell
1.1 Biografi Raymond B. Cattell
Raymond B. Cattell lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905 dan dibesarkan di sebuah kota di tepi pantai bernama Devonshire. Cattell adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Masa kecilnya dihabiskan di luar rumah, berlayar, berenang, menelusuri gua, dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjukkan kecintaannya akan laut.
Ketika Cattell berusia 9 tahun, di Inggris sedang terjadi Perang Dunia I. Rumah besar di dekat rumahnya diubah menjadi rumah sakit, dan Cattell melihat banyak kereta muatan berisi tentara-tentara yang terluka kembali dari medan perang. Pengalaman itu membuatnya menjadi lebih sadar betapa singkatnya hidup seseorang dan kebutuhan untuk melengkapinya selama masih bisa. Cattell juga merasakan sensasi berkompetisi dengan abangnya yang secara intelektual memiliki kekurangan namun memiliki kekuatan dan kekuasaan yang tak bisa diatasinya.
Pada usia 16 tahun, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di Univesity of London, jurusan fisika dan kimia. Ia lulus tiga tahun kemudian dengan menyandang gelar B.Sc. Namun ia menyadari, kemampuannya di bidang sains ternyata tidak membantunya dalam bersosialisasi hingga ia memutuskan untuk mempelajari human mind, melalui ilmu psikologi.
Lulus dengan gelar Ph.D pada 1929, ia bekerja sama dengan Charles Spearman dan mengembangkan teknik analisis faktor. Ia juga menjadi dosen di Exeter University dan membangun sebuah klinik psikologi di Leicester pada 1932. Sayangnya, kehidupan pernikahannya tak semulus kehidupan akademisnya. Istrinya meninggalkannya karena kemiskinan dan totalitasnya terhadap pekerjaan.
Pada 1937, Edward L. Thorndike mengundang Cattell untuk membantu penelitiannya di Columbia University di New York. Tahun berikutnya, Cattell menjadi professor psikologi di Clark University di Worcester, Massachussets dan pada 1941 ia pindah ke Harvard University. Pada 1945, ia menikah lagi dengan seorang ahli matematika, mereka pindah ke University of Illinois karena Cattell diterima menjadi seorang professor peneliti disana.
Ia pensiun pada 1973 lalu membangun Institute for Research on Morality and Adjustment in Boulder di Colorado. Pada 1978, ia pindah ke Hawaii dan mengajar di University of Hawaii School of Professional Psychology. Di waktu luangnya, ia terus menulis hingga kematiannya. Lebih dari 50 buku dan 500 artikel menjadi kontribusi yang sangat besar di dunia psikologi. Ia wafat pada 2 februari 1998 di rumahnya, di Honolulu, Hawaii.
1.2 Cattell’s Factor Analysis
Tujuan Cattell dalam mempelajari kepribadian adalah memperkirakan perilaku. Subjek penelitian Cattell adalah orang-orang normal yang kepribadiannya ia pelajari, bukan obati atau rawat. Cattel percaya bahwa adalah hal yang tidak mungkin, atau setidaknya tidak bijak, untuk mengubah kepribadian sebelum memahami lebih rinci apa yang harus diubah.
Cattell mengajukan sebuah prosedur statistik, yakni Teori Analisis Faktor, yaitu sebuah teknik statistik yang berdasar pada korelasi antara variabel pengukuran untuk mengukur faktor umum. Jika korelasi di antara kedua variabel tinggi, maka ada aspek-aspek yang mungkin sama dalam menyebabkan suatu tingkah laku atau kepribadian. Misalnya, kita berasumsi bahwa ‘rasa bersalah’ dengan ‘introvert’ menjadi subjek pengukuran dalam analisis faktor dan menunjukkan korelasi yang tinggi di antara keduanya. Maka, kita dapat menyimpulkan bahwa antara rasa bersalah dengan perilaku introvert memiliki faktor umum yang menyebabkan seorang individu memiliki kepribadian tersebut.
Cattell menyebut faktor umum ini sebagai trait, yaitu elemen kepribadian. Hanya ketika kita mengetahui karakteristik trait seseorang lah kita bisa memperkirakan bagaimana seseorang akan berperilaku dalam suatu situasi.
1.3 DEFINISI KEPRIBADIAN
Karena Cattell percaya bahwa kita tidak dapat menentukan suatu kepribadian hingga kita mampu menentukan seluruh konsep yang akan digunakan dalam suatu perilaku (trait). Untuk itu, Cattell mengemukakan pendapatnya mengenai kepribadian, yaitu :
Personality is that which permits a prediction of what a person will do in a given situation
Raymond Bernard Cattell
Maksudnya adalah, kepribadian seseorang mampu memprediksi perilaku yang akan dilakukannya dalam situasi tertentu. Kepribadian yang dimaksud Cattell fokus dengan seluruh bentuk perilaku, baik luar dan dalam.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Cattell berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu bentuk struktur kompleks dari trait dari berbagai macam kategori. Trait adalah sebuah kecenderungan reaksi yang relative permanent yang merupakan bagian dari kepribadian. Melalui analisis factor, Cattell mengklasifikasikan beberapa trait dalam beberapa bagian.
3.1 Common Traits and Unique Traits
Common trait adalah suatu sifat atau karakter yang dimiliki oleh setiap orang dan dibedakan dalam bentuk tingkatan. Intelligence, keterbukaan, supel, merupakan contoh dari common trait. Setiap orang memiliki trait ini, tetapi beberapa orang memilikinya dengan tingkatan yang lebih baik dari yang lain.
Sedangkan, unique trait merupakan suatu sifat atau karakter yang tidak dimiliki orang lain (dimiliki oleh sedikit individu) dimana sifat tersebut menyebabkan suatu individu menjadi unik. Unique traits lebih kepada ketertarikan individu terhadap sesuatu. Contohnya ada individu yang menyukai laba-laba, sedangkan individu yang lainnya malah tidak menyukai laba-laba dan menyukai serangga lainnya.
3.2 Surface Traits and Source Traits
Surface traits merupakan karakter kepribadian yang terdiri dari banyak elemen-elemen yang menyusunnya secara konstan. Misalnya, kita dapat menyimpulkan trait cheerfulness yang dimiliki seorang wanita ketika kita secara berulang-ulang mengobservasi wanita yang senang memberi semangat kepada orang lain, membuat nyaman orang lain, dll.
Sedangkan source traits merupakan salah satu unit atau struktur dari trait yang memengaruhi setiap perilaku individu. Source traits merupakan trait yang penting karena source traits merupakan unit dari karakter-karakter yang membangun surface traits. Berdasarkan asalnya, source trait dapat diklasifikasikan lagi menjadi :
• Constitutional traits ; karakter yang ada disebabkan oleh kondisi biologis. Misalnya seorang yang mabuk dapat berperilaku ceroboh, berbicara ngawur, dll
• Environment-mold traits ; karakter yang didapatkan karena faktor lingkungan melalui proses pembelajaran. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai militer menunjukkan perilaku yang berbeda dengan seseorang yang bekerja sebagai musisi jazz
3.3 Ability Traits, Temperament Traits, and Dynamic Traits
Ability traits yaitu sifat yang menentukan seberapa mampu seseorang dapat bekerja demi sebuah tujuan. Intelligence juga merupakan salah satu contoh dari ability traits ini, contohnya dengan tingkat intelijensi seseorang kita dapat memperkirakan seberapa keras seseorang itu mampu mencapai tujuannya (misalnya nilai).
Selain itu, yang disebut dengan temperament traits yaitu sifat yang dapat menggambarkan emosi dari seseorang secara umum. Sifat ini meliputi cara individu bertingkah laku dan merespon suatu situasi. Misalnya, ketenangan, kegugupan, santai, keberanian, dll.
Sedangkan dynamic traits merupakan sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah laku seseorang dan juga berperan dalam emosi, keinginan, maupun ketertarikan seseorang dalam suatu hal.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
4.1 Erg
Adalah dorongan atau motivasi dasar bawaan yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuannya. Erg berupa dorongan primer yang dimiliki sejak lahir, seperti lapar, haus, dll. Erg sering disebut sebagai konsep diri. Misalnya, erg of fear akan membuat seseorang mengembangkan kewaspadaannya terhadap sesuatu yang membahayakannya.
Manusia memiliki 10 erg, yaitu makan, seks, sociability, parental protectiveness, keingintahuan, rasa takut, agresif, serakah, self-assertion, dan kegemaran.
4.2 Sentiment
Adalah pola terstruktur dari sikap yang memperoleh energi dari erg dan dibentuk melalui hasil belajar. Termasuk environmental-mold source traits karena pengaruh lingkungan berkontribusi besar dalam pembentukan kepribadian. Sentimen merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya mengorganisir diri di sekitar institusi sosial yang menonjol (seperti karir, agama) atau di sekitar orang yang penting (orang tua, pasangan)
4.3 Attitude (Sikap)
Adalah konsep tentang tingkah laku spesifik sebagai respon terhadap suatu situasi tertentu. Sikap tidak perlu diungkapkan secara verbal. Cattel mengukur sikap dengan metode yang bervariasi. Misalnya, laki-laki yang menyukai seorang wanita mungkin akan meningkat tekanan darahnya atau detak jantungnya jika melihat wanita yang disukainya. Sikap kemudian berperan sebagai motivator tingkah laku yang termasuk environmental-mold source traits.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar